Mediaapakabar.com-Sedekah menjadi salah satu amalan yang paling dianjurkan dalam Islam, apalagi jika dilakukan pada Jumat yang penuh berkah, tentu imbalan dari Allah akan semakin berlimpah.
Bersedekah tidak akan membuat
harta berkurang, buktinya sudah banyak yang sukses karena sedekah.
Sebagai contoh, pengusaha bernama Iyus Ruslan berhenti merokok dan uang
rokoknya diberi ke anak dhuafa, hasilnya usaha yang sempat bangkrut kembali
bangkit. Bagaimana kisahnya?
Iyus
mengatakan pada 1999 usaha berasnya bangkrut tak ketulungan. Padahal, bisnis
itu sudah berkembang hingga menjangkau pasar DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga
Jawa Timur. Ia juga memiliki sebuah pabrik penggilingan padi, sejumlah truk,
jaringan di sejumlah gerai dengan 30-40 karyawan. Namun semua itu tak tersisa
pada 1999.
“Saya
salah langkah,” kenang Iyus. Saat itu utangnya menumpuk, dan ia dikejar-kejar
banyak pihak yang bermaksud menagih. Padahal, hartanya yang tersisa cuma baju
di badan saja.
Beberapa
bulan kemudian, Iyus mulai menggeliat bangkit. Dengan dukungan keluarganya, ia
coba mengandalkan sambal Cibiuk dalam usaha warung makan lesehan. Suatu rumah
kumuh seluas 200 m2 di Jalan Ciledug pinggiran Garut, dia sewa untuk dijadikan
warung makan sederhana.
Dari warung makan Cibiuk perdana itulah, usaha Iyus berkembang
dan beranak-pinak. Cabang pertama di Jalan Otista Garut, kemudian merambah ke
Bandung. Setelah membiak di Kota Kembang, lalu merambah Bekasi, Bogor, Depok,
Jakarta, Aceh, dan seterusnya hingga lebih 30 outlet kini.
Semua
itu, dirasa Haji Iyus sebagai keajaiban. Bayangkan, katanya, “Saya ini memulai
sebagai pengusaha kategori keempat menurut Ustadz Yusuf Mansur (red. ulama yang
dikenal getol menganjurkan sedekah), yaitu tak punya modal, pengalaman, dan tak
punya keahlian”.
Iyus ingat betul sewaktu membuka warung makan pertama, ia
memanen cibiran dan pesimisme. Pasalnya, lokasi Cibiuk di dekat pemukiman
penduduk yang sepi dan rawan keamanan. Pelintas bakal takut mampir karena
khawatir kendaraannya hilang.
Tapi
bismillah, dengan dukungan keluarga dan terutama doa restu orangtuanya, Iyus
jalan terus hingga kemudian sukses besar.
Prinsip
usahanya adalah fokus, kreativitas yang unik, kerja keras, serta sistem
adiministrasi yang baik, serta amalan seperti sedekah.
Menurutnya
usaha harus dibarengi laku spiritual, yaitu riyadhoh dan sedekah. Pengusaha
kelahiran 5 Desember 1966 ini mengaku mendapat pencerahan sedekah dan riyadhoh
setelah mengenal dan berhubungan akrab dengan Ustadz Yusuf Mansur selama tiga
tahun terakhir.
“Saya
bersama keluarga berusaha giat melakukan riyadhoh, meningkatkan ibadah wajib
maupun sunah,” ungkap ayahanda dari Galig Ruslan (20), Fani Prawesty (17), Ratu
Vilia (16), Zahira Gaitsa (9), dan Nazwa Revalina (6).
Secara berkala, Iyus bersedekah kepada pelanggan rumah
makanannya dalam bentuk hadiah undian. Misalnya berupa motor, juga berupa
diskon.
Sedekah
juga jadi kunci sukses bisnis Iyus. Salah satu keputusan besarnya adalah
berhenti merokok, lalu menyalurkan uang rokok untuk menghidupi anak dhuafa
termasuk membiayai pendidikannya. Karena hal itu usahanya semakin lancar.
Demikian dikutip dari buku Dahsyatnya Sedekah 3, Halaman 245-248, yang ditulis
Tim PPPA Daarul Qur’an.
Sumber : Okezone.com