"Saat ini masih dalam tahap pengurangan jam dan hari kerja karyawan. Dari semula 2 shift sampai 3 shift menjadi 1 shift bahkan sudah ada industri yang beroperasi 2 kali sampai 3 kali seminggu," ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Sabtu (11/4).
Ke depannya, katanya, ada sejumlah industri yang bersiap merumahkan karyawan karena tidak berproduksi karena terjadi penundaan pengiriman (ekspor). "Harapannya tidak ada PHK (pemutusan hubungan kerja) di 25 industri karet remah di Sumut di saat wabah virus corona (Covid-19)," ujarnya.
Edy menjelaskan, dampak Covid-19, permintaan karet terus turun sejak Maret. Pada Maret, permintaan turun 3 persen dibandingkan Februari. Diperkirakan, permintaan April diperkirakan turun lebih besar atau sebesar 20 persen.
Pada Maret, volume ekspor karet Sumut tinggal 33.103 ton dibanding Februari yang sebanyak 34.025 ton. Sedangkan penurunan ekspor yang lebih besar pada April karena beberapa negara importir tidak melakukan pembelian setelah pengiriman karet diminta dipercepat pada akhir Februari dan Maret dengan alasan khawatir terganggu dampak Covid-19.
Negara tujuan ekspor utama karet Sumut ialah ke Jepang, China, dan India. Ketiganya merupakan negara yang juga terdampak virus corona baru.
sumber : Antara