Mediaapakabar.com-Pemerintah telah menyusun Rencana Pembangunan 10 Wilayah Metropolitan (WM) Cerdas di Indonesia dengan transformasi digital. Sepuluh WM ini akan tersebar di seluruh Indonesia dengan setiap kota memiliki tema dan proritas pengembangan yang berbeda-beda. Contohnya di Medan akan dibangun wilayah metropolitan untuk pengembangan sektor perkebunan, industri pengolahan, MICE, perdagangan jasa, pusat distribusi di Sumatera Bagian Timur. Sedangkan prioritas pembangunan WM di Makassar akan dikembangkan sektor pertanian dan perikanan.
Kedudukan WM ini nantinya akan sebagai Hub & Gateway untuk meningkatkan skala ekonomi dan mengoptimalkan pengembangan wilayah di sekitarnya.
Di tengah masa pandemi ini, tak dapat dipungkiri transformasi digital menjadi sebuah keharusan untuk membantu masyarakat bahkan membantu memulihkan perekonomian. Momentum pandemi ini menjadi momentum pemerintah untuk melakukan percepatan transformasi digital sebagai solusi cerdas sesuai dengan kebutuhan jangka panjang perwujudan perkotaan berkelanjutan.
Transformasi digital menjadi pondasi sangat penting dalam membangun industri dan peluang baru serta mempertahankan industri yang sudah ada. Tujuh elemen kunci digitalisasi dan relevansinya dalam pemulihan dari Covid-19 diantaranya infrastructure & connectivity, governance, cybersecurity, skills & change management, software, authentication & identification, serta data.
Pemerintah telah menyiapkan rencana perbaikan dan pembangunan infrastruktur digital sebagai modal awal menuju transformasi digital melalui Rencana Pitalebar Indonesia. Rencana Pitalebar Indonesia akan berfokus pada pengembangan jaringan Fiber Optik dan akses internet untuk pelayanan publik.
Infrastruktur jaringan backbone fiber optik yang dibangun baik oleh pemerintah maupun swasta, telah menghubungkan 514 ibukota kabupaten/kota. Sehingga seluruh kabupaten dan kota memiliki akses ke jaringan telekomunikasi kecepatan tinggi. Jaringan ini diperluas hingga kecamatan, direncanakan perluasan dan peningkatan jangkauan infrastruktur digital ini sesuai dengan target RPJMN 2020-2024 dimana 60% kecamatan tercakup layanan fiber optik.
Sedangkan untuk pelayanan publik, hingga akhir tahun 2019 sebesar 70% titik pelayanan publik telah memiliki akses internet. Titik pelayanan publik yang belum memiliki akses internet akan dilayani dengan Satelit Satria yang akan beroperasi pada tahun 2023. Targetnya di tahun 2024 nanti seluruh titik pelayanan publik akan memiliki akses internet.
Selain pembangunan jaringan telekomunikasi, pemerintah juga akan membangun Pusat Data Nasional untuk mendukung penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Eletronik (SPBE) dan Satu Data Indonesia yang dapat dipergunakan seluruh K/L dan pemerintah daerah. Pusat data nasional direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2023.
Dengan adanya pusat data nasional kabupaten atau kota pengembang kota cerdas tidak perlu membangun pusat data sendiri. Kab/kota dapat memanfaatkan pusat data nasional yang akan mendukung implementasi SPBE dan Satu Data Indonesia.
Disamping itu, aspek penting untuk mewujudkan transformasi digital diperlukan digital leader dan kelembagaan yang kuat, terutama untuk perkotaan dengan karakteristik metropolitan lintas wilayah administrasi.
Sebagian besar kegiatan masyarakat, dunia usaha, maupun pemerintahh mengalami perubahan dengan mengikuti perkembangan zaman menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Kini semua kegiatan pemerintahan dan masyarakat dapat terhubung dengan internet. Dampaknya, terjadi peningkatan efisiensi ruang, waktu, tenaga, biaya operasional, ekonomi, dan layanan masyarakat.
Pemanfaatan infrastruktur digital berpotensi mendorong efisiensi sumber daya yang pada akhirnya akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar lagi. Hal ini sangat diperlukan guna pembangunan perkotaan termasuk untuk kawasan WM di Indonesia.
Trasformasi digital akan membantu wilayah-wilayah metropolitan dalam menggunakan sumber daya melalui cara-cara yang lebih efektif, efisien, untuk menuju metropolitan cerdas.
“Satu hal mendasar dan penting untuk digarisbawahi adalah bahwa kita tidak boleh terjebak pada ide menjadikan transformasi digital atau kota cerdas sebagai tujuan atau citra kota (city branding) namun sebagai akselerator dalam mewujudkan perkotaan berkelanjutan, termasuk Metropolitan yang berkelanjutan.,” pesan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.(rel/dn)