Adapun para narasumber dalam diskusi, antara lain Gustanto Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan, Henry Sitorus, PhD, Sosiolog/Peneliti, Dr. Jannus TH. Siahaan, M.Si, Akademisi/Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Dharma Agung, Medan, Drs. Nalom Tinambunan, MM, Dosen Fakultas Pariwisata Universitas Dharma Agung, Medan, Yance, Antropolog Universitas Sumatera Utara, Idris Pasaribu, Pemberhati Budaya Lokal, Agus Marwan Pemberhati Pendidikan, Henry Hutabarat, Pengusaha Hotel Kenanga Medan, Rizal Pengusaha/Pengelola Wisata dan Ketua Alumni UGM, R. Mawarni Tampubolon
CO - Puteri Indonesia – Sumatera Utara
"Wisatawan itu ada dari mancanegara dan domestik. Saya ingin mengejar wisatawan domestik dulu. Bagaimana anak anak dari Tapanuli Raya tidak keluar, tapi belajar dan menerapkan ilmumya di Tapanuli Raya. Melalui diskusi ini, saya ingin menemukan ide, pemikiran dan berbagai pengalaman dari para pakar, akademisi, praktisi dan pemerhati pendidikan. Memformulasikan ide-ide menjadi rekomendasi penting dalam pendirian program studi, menemukan keunggulan sebuah program studi dengan kriteria minimal mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kurikulum Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar," ujar Bupati mengawali.
Selanjutnya Bupati menyampaikan bahwa pemikiran dari para narasumber sangat penting dalam kajian ini. "Saya berharap pemikiran dan rekomendasi yang diharapkan dari Narasumber memberikan pendapat dan rekomendasi (jumlah) usulan program studi masing-masing fakultas yang relevan dengan potensi Tapanuli Utara yang mampu menjawab perubahan zaman. Memberikan argumen ilmiah mengapa program-program studi tersebut diusulkan.
Mengelaborasi pengalaman-pengalaman riil pakar/akademisi dalam mengelola program studi berikut indikatornya," ujar Bupati mengakhiri.
Prof. Dr. Phil. Janianton Damanik, Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM/Dosen Prodi Magister dan Doktor Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM selaku narasumber dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa pertumbuhan pariwisata global cenderung naik dalam jangka panjang, kebutuhan SDM semakin besar dengan skill yang lebih spesifik, perlu dibentuk pendidikan yang mengembangkan kompetensi khusus dan adaptif terhadap perkembangan pariwisata masa depan.
"Kebutuhan SDM pariwisata terus bertambah, kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata prioritas, kebudayaan Batak yang kuat sebagai sumber pengetahuan dan kreativitas, potensi input (lulusan SMA) besar dari dalam dan luar kawasan. Branding prodi Pariwisata sebagai brand Untara dengan karakter unik, spesifik dan distingtif," ujar Janianton mengakhiri paparannya.(ganda)