11 Remaja Perempuan Terlibat Prostitusi Online via MiChat Dipulangkan ke Orangtua

REDAKSI
Minggu, 18 April 2021 - 20:59
kali dibaca
Ket Foto : 11 anak perempuan yang diamankan oleh Polsek Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara dari sebuah hotel di kota tersebut, Rabu (7/4/2021). (ANTARA/HO-Humas Polsek Baruga)

Mediaapakabar.com
Polisi memulangkan 11 anak perempuan, di antaranya masih berstatus pelajar yang sebelumnya diamankan dari sebuah hotel diduga terlibat kasus prostitusi daring (online) via MiChat, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), ke orangtua masing-masing.

"Sudah dipulangkan ke orangtua mereka setelah di-assessment oleh Dinas Sosial," kata Kapolsek Baruga AKP Gusti Komang Sulastra dilansir dari Antara, Minggu 18 April 2021.


Ia menyampaikan, dari 11 perempuan tersebut, tiga orang di antaranya wajib lapor. Pemulangan 11 remaja tersebut untuk mendapatkan pembinaan oleh orangtua mereka, sehingga tidak terlibat pada kegiatan yang salah.


Sebelumnya, personel Polsek Baruga saat melakukan Operasi Pekat (penyakit masyarakat) pada Selasa, 6 April lalu, mengamankan 11 anak perempuan di kamar Hotel Grand DDNS yang terletak di Jalan Budi Utomo, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari, diduga sedang menunggu pria hidung belang.


Sebanyak 11 anak tersebut, di antaranya TT (17) status pelajar asal Kota Kendari, EL (17) status pelajar asal Kendari, AA (18) status pelajar asal Kabupaten Kolaka, DO (17) bukan pelajar asal Kendari, dan A (17) pelajar asal Kendari.


Berikutnya, NW (20) bukan pelajar asal Kendari, H (20) bukan pelajar asal Kabupaten Konawe Kepulauan, EF (20) bukan pelajar asal Kendari, WA (21) bukan pelajar asal Kendari, WD (18) bukan pelajar asal Kendari, dan TJ (19) bukan pelajar asal Kendari.


Hasil pemeriksaan 11 anak tersebut, dua di antaranya inisial TT (17) dan AA (18) kepada penyidik mengaku bahwa pemilik hotel inisial AR, pernah menawarkan untuk melayani warga negara asing (WNA) asal China kepada mereka, kemudian diberikan Rp500 ribu oleh pemilik hotel.


"Benar ada yang mengaku seperti itu. Kami jadikan rujukan, hanya untuk menetapkan tersangka, kami butuh tambahan alat bukti," ujar Gusti.


Pihaknya baru memperoleh satu alat bukti, yakni keterangan dari anak-anak itu, namun mereka sudah lupa kapan peristiwa tersebut dan bukti uang transaksinya.


Terkait kasus tersebut, polisi telah melakukan pemeriksaan terhadap pemilik Hotel Grand DDNS inisial AR (40) tempat ditemukan 11 orang anak tersebut. "Penyidik masih terus kumpulkan bukti-bukti," tandasnya. (Ant/MC)


Share:
Komentar

Berita Terkini