Ket Foto : Anggota Brimob Polda Sulsel berjaga di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (31/3/2021). (ANTARA) |
"Sebetulnya kan mereka mengarah ke balas dendam, setelah mentornya tewas terbunuh," kata Wawan dalam sebuah diskusi daring, seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu (3/4/2021).
Wawan menyebut mentor kedua pelaku bomber Makassar tersebut adalah Rizaldi yang merupakan anggota kelompok Jamaah Ansarut Daulah (JAD).
Diketahui, Rizaldi telah tewas tertembak oleh Densus 88 Antiteror pada 6 Januari 2021 di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Makassar, Sulsel.
Rizaldi, kata dia, sudah mempersiapkan kedua orang pelaku menjadi 'pengantin' atau pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
"Ternyata setelah tewas tertembak, dua orang ini adalah didikan Rizaldi itu jadi penerus pengantin. Jadi rencana serang dari Januari lah diwujudkan oleh dia," kata Wawan.
Lebih lanjut, Wawan membeberkan kedua pelaku pengeboman gereja Katedral Makassar sudah dicari-cari oleh aparat keamanan. Kedua pelaku itu, kata dia, sudah menyadari tengah menjadi incaran kepolisian.
Lihat juga: Dua Terduga Teroris di Jatim Disebut Terkait JI dan JAD
Melihat hal itu, Wawan mengatakan kedua pelaku berusaha berpindah-pindah tempat dan mengganti nomor teleponnya untuk menghilangkan jejak.
"Maka dia lari-lari. Dia menghapuskan jejak, dan menghilangkan semua atribut dan mengganti komunikasinya. Kemudian pindah-pindah tempat. Jadi dendam yang ingin ia lampiaskan, sekali lagi ini berbuah 'surga' itu," kata dia.
Melihat hal itu, Wawan menegaskan bom bunuh diri di Makassar bukan demi kepentingan umat Islam. Melainkan demi kepentingan kelompok mereka sendiri.
Ia juga mengatakan pola bergeraknya kelompok teror di Indonesia selama ini karena ada perintah oleh ISIS. Perintah tersebut, kata dia, langsung dijalankan oleh para simpatisan dan sel-sel ISIS di pelbagai belahan dunia.
"Karena ini sudah berbaiat pada ISIS. Mereka tetap terngiang bagaimana mewujudkan itu, dan Indonesia ini menjadi salah satu target," kata dia. (CNNI/MC)