KSP Sebut Baju Adat Jokowi untuk Menepis Stigma Negatif Baduy

REDAKSI
Senin, 16 Agustus 2021 - 14:03
14 kali dibaca


Ket Foto : Deputi II KSP menerangkan pilihan Presiden Jokowi memakai baju adat Baduy sebagai apresiasi terhadap masyarakat sub-Sunda, juga menepis stigma negatif.
Dalam kesempatan terpisah, Jaro Saija mengatakan pakaian tersebut memiliki makna persatuan dan kesatuan, melalui lomar atau ikat kepala yang digunakan Presiden Jokowi. Kemudian, pesan masyarakat adat Baduy bisa sampai ke seluruh Indonesia, terutama menjaga alamnya.


"Harapan kami, mudah-mudahan semuanya terikat, tenteram, sejahtera, subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Ikat itu lambang, supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang," kata Jaro Saija, Senin (16/8/2021).


Salah satu tokoh pemuda adat Baduy Luar, Mulyono menerangkan baju adat yang digunakan Jokowi bernama Jamang Hideung Kancing Batok.


Jamang hideung biasanya dipadukan dengan samping poleng atau sarung tenun motif poleng. Bisa juga dipadu dengan celana tenun ukuran selutut atau biasa disebut pokek cele. Adapun penutup kepala warna biru atau biasa disebut lomar untuk pakaian warga Baduy Luar.


Sedangkan warga Baduy Dalam mengenakan Jamang Kurung untuk atasan, sedangkan bawahan menggunakan Samping Aros. Untuk Baduy Dalam identik dengan warna hitam putih. Sedangkan Baduy Luar ada tiga warna, hitam, putih dan biru. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini