Keluh Kesah WNI di Eropa Harga Naik di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

REDAKSI
Kamis, 14 April 2022 - 10:58
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. Sejumlah WNI yang sedang menjadi mahasiswa atau bekerja di Eropa mengeluh harga bahan pokok, seperti gas, listrik, minyak goreng naik. Ilustrasi. (iStockphoto/CNNIndonesia.com).

Mediaapakabar.com
Sanksi ekonomi yang dijatuhkan sejumlah negara barat kepada Rusia atas invasi yang mereka lakukan terhadap Ukraina mulai pada kehidupan masyarakat. Tak hanya ke masyarakat Ukraina, dampak juga dialami oleh mereka yang tinggal di Eropa.

Termasuk warga negara Indonesia yang tinggal di Benua Biru itu. Pasalnya, sanksi telah membuat harga gas dan komoditas energi di Eropa ikut melonjak. Maklum, Rusia merupakan salah satu pemasok energi terbesar di dunia.


Verren Goeij misalnya. Mahasiswa Indonesia yang kini tengah menimba ilmu di Jerman mengatakan sebelum konflik Ukraina-Rusia meledak harga gas rumah tangga naik 59 persen-78 persen.


Kenaikan terjadi akhir Februari lalu. Namun, konflik Ukraina dan Rusia akan membuat semua kenaikan menjadi lebih tinggi.


"Sebelum ada krisis Rusia-Ukraina, kita customer sudah diinfokan akan ada kenaikan harga dan dengan adanya krisis ini tambah membludak lagi. Gak cuma gas, minyak bumi, tapi juga listrik dan bensin karena kita kebanyakan impor itu semua dari Rusia," tutur Verren dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis, 14 April 2022.


Ia mengaku belum tahu berapa persen kenaikan harga gas rumah tangga yang terjadi. 


"Sebagai customer kita belum bisa tahu pasti naiknya berapa persen karena kita akan kena tagihan per periode dan biasanya dikabarkan Juni-Juli gitu. Jadi ini kita pasti bayar lebih dari yang biasa dibayarkan," lanjutnya.


Ia mengatakan kenaikan pasti akan semakin meningkatkan pengeluaran. Nah, supaya masalah itu tidak makin menguras isi dompetnya, Verren mengatakan akan mengeluarkan beberapa jurus penghematan.


Salah satunya, pindah pindah tempat tinggal ke student dorm alias asrama mahasiswa.


Selain itu, ia juga akan lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan rumah tangganya seperti pemanas dan listrik. Keluhan sama juga disampaikan Riza, WNI yang tinggal di Belanda.


Ia mengatakan sejak invasi Rusia ke Ukraina harga gas naik. Selain gas, Riza juga mengatakan komoditas lain yang naik harganya yaitu bensin dan minyak goreng sunflower oil.


Kendati Riza mengaku belum bisa membandingkan harga komoditas sebelum dan sesudah kenaikan ini, lantaran dirinya baru saja pindah dari Belgia ke Belanda.


Kurang lebih 1.612 km dari Belanda, yakni di Italia ada Donna Nababan. Donna menuturkan harga gas mulai naik sejak awal 2022.


Biasanya, dia membayar gas pada musim dingin 2 bulan sekali senilai 350 hingga 400 euro. Tapi pada Februari ini tagihan yang harus dibayar untuk gas melonjak menjadi 745 euro.


"Listrik juga naik sejak awal tahun, biasanya aku bayar 40-60 euro. Nah untuk tagihan listrik aku belum terima, harusnya bulan ini datang," kata Donna.


Selain gas dan listrik, minyak goreng sunflower oil juga mengalami lonjakan dari 1,75 euro per liter menjadi 3,49. Tak hanya mahal, komoditas tersebut juga sempat langka di pasaran.


Kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut membuat Donna mau tak mau harus lebih hemat saat belanja.


"Iya harus hemat di belanja sembako untuk di rumah. Aku biasa belanja mingguan 50 euro, tadi baru belanja 80 euro," katanya. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini