Mediaapakabar.com - Dalam membangun sektor pendidikan, diperlukan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Karenanya, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mencatat tiga faktor penting dalam melahirkan generasi cerdas, yakni kebebasan, norma dan estetika.
Pesan itu disampaikan Gubernur saat menghadiri kegiatan kemah Camping Ilmiah Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Medan, di Taman Hutan Raya (Tahura) Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (30/7). Mengambil tema Menjadi Generasi Muda yang Cerdas Menyikapi Globalisasi, didukung oleh Overlanding Indonesia.
Di hadapan 300-an siswa dan puluhan guru serta alumni SMA Negeri 3 (Smantig) Medan, Gubernur hadir bersama Ketua TP-PKK Sumut Nawal Lubis yang juga alumni Smantig serta anak bungsunya, Gilang Prasetya. Turut mendampingi, Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut Yuliani Siregar dan Kepala Biro Umum Setdaprov Dedi Harahap serta Kepala SMAN 3 Medan Mukhlis MSi.
Adapun pesan Gubernur kepada para siswa adalah, bawah usia sekolah khususnya SMA, merupakan penentuan bagi generasi muda dalam meraih masa depan. Sebab masa itu, adalah tahap atau tingkat yang terakhir menyandang status murid atau siswa sekolah, mulai dari TK, SD, SMP sampai SMA.
Sehingga kegiatan yang menunjang kecerdasan seorang pelajar, harus didukung dan dilakukan, baik oleh siswa itu sendiri, maupun difasilitasi oleh sekolah. Karena itu dirinya menyambut baik acara pelatihan sekaligus pembelajaran di alam terbuka dengan suasan hutan tersebut.
Catatan penting kata Gubernur, dalam upaya melahirkan generasi muda cerdas, diperlukan kebebasan berekspresi seperti yang dilakukan di Tahura itu. Ia pun mencontohkan seperti di negara lain, setiap pelajar diberikan kebebasan.
"Karena ilmu itu tak maksimal tanpa kebebasan. Jangan serba takut, takut sana sini, setelah besar jadi penakut, susah," kat Gubernur.
Menurutnya, kebebasan tidak bisa digeneralisir dengan kenakalan. Sebab hal yang negatif, itu lebih kepada personal. Sedangkan apa yang diajarkan dan ditanamkan sekolah adalah hal yang baik. Meskipun pada dasarnya, semua anak usia SMA punya imajinasi tinggi.
"Kenakalan itu orangnya, dan seusia kalian pasti kepingin nakal (berimajinasi dan berekspresi: Red). Apa yang membatasinya agar tidak lewat batas? Itukan akhlak. Saya ingin kalian bebas, tetapi terkendali dalam hidupmu. Kamu yang harus bisa mengendalikan. Dan ingat, hidup kita diatur norma dan Agama," jelas Gubernur.
Untuk itu, Gubernur menyebut generasi muda ini akan menggantikan para pemimpin bangsa puluhan tahun mendatang. Dengan memegang prinsip Sidik (benar), Amanah, Tabligh dan Fatonah, sesuai norma agama, budaya dan lainnya. Dan tantangan globalisasi sekarang, memerlukan orang-orang yang punya kecerdasan yang cukup, baik ilmu maupun akhlak.
"Kalau seperti saya sekarang di zaman mu nanti, kami tidak laku. Makanya, masa depan Sumut ini ada di pundak kalian.Teruslah belajar, dan bergembira pada saatnya, berbahagia. Karena masa ini (SMA) yang paling indah, dan tak bisa kembali lagi," sebut Edy Rahmayadi.
Faktor pendukung kecerdasan generasi muda yang berikutnya, kata Edy Rahmayadi, adalah sarana atau fasilitas belajar yang ada di sekolah. Begitu juga suasana yang ada di dalamnya, harus memberikan kesan nyaman bagi pelajar.
"Saya minta pembangunan sekolah (renovasi), itu agar bentuknya (sekolah) rapi dan bagus. Itulah bagian dari ektetika dalam mendapatkan ilmu. Agar ada tempat dimana saat mereka belajar, ada juga khusus mereka berkreasi (ekstrakulikuler). Itulah perlunya infrastruktur pendidikan," jelasnya.
Tak hanya bicara di depan ratusan siswa, Gubernur juga menantang pelajar itu untuk menjawab pertanyaan berhadiah tablet pintar dari Dinas Kominfo Sumut dalam rangka percepatan digitalisasi Sumut, sebanyak 10 unit/set.
Setelahnya, Gubernur bersama istri pun bernyanyi bersama dengan ratusan siswa yang lebih bersemangat karena kedatangan orang nomor satu di Sumatera Utara. Bahkan seluruh hadirin yang berada di antara belasan tenda (kemah), larut dalam nyanyian hingga melompat bersama.
Sementara Kepala SMA Negeri 3 Medan, Mukhlis menjelaskan bahwa kegiatan kemah Camping Ilmiah Pelajar Medan ini merupakan pembelajaran berupa latihan kepemimpinan, pembangunan karakter, mengenal sesama siswa dan memupuk rasa kekeluargaan.
"Mereka ini kan dari berbagai suku dan agama. Dan duduk di sini sebagai saudara, benderanya SMA Negeri 3 Medan. Juga penguatan nilai Pancasila. Jadi ada warna pembelajaran selain belajar di sekolah. Dan mereka disiplin, mudah diatur," jelas Mukhlis.
Untuk kepesertaan sendiri, Mukhlis mengatakan bahwa peserta adalah para siswa yang berminat atau punya minat berkemah. Kemudian yang terpenting, mendapat izin dari orang tua.
Sebagai penampilan penutup, sejumlah siswa menyampaikan lantunan kalimat-kalimat indah hingga puisi tentang sosok serta bagaimana kepedulian Edy Rahmayadi terhadap dunia pendidikan. Dan diakhiri foto bersama seluruh peserta dan panitia. (MC/RED)