Ket Foto: Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Kasi SMA Cabang Pendidikan Sumut Wilayah VIII, Aprianto dipolisikan anaknya, Miftahul Jannah (23) ke Polres Labuhanbatu. Aprianto dilaporkan karena diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Miftahul mengatakan peristiwa dugaan KDRT itu terjadi pada Kamis (29/6) sekitar pukul 19.16 WIB. Awalnya mobil yang dia tumpangi bersama ibu dan dua saudarinya berpapasan dengan mobil ayahnya di Jalan Siringo-ringo, Labuhanbatu.
"Awalnya kan lagi naik mobil sama keluarga lah semua, berselisih lah dengan mobil ayah," kata Miftahul Jannah, Sabtu (12/8/2023).
Kondisi kaca mobil yang dikendarai ayahnya itu transparan, sehingga terlihat ke dalam mobil. Di dalam mobil, terlihat ayahnya sedang bersama perempuan yang diketahui bernama Esta Damayanti bersama anak-anaknya.
"Nampak lah ayah sama perempuan itu, anak-anaknya juga nampak," ucapnya.
Mengetahui hal itu, mereka kemudian memutar balik dan mengikuti mobil tersebut, namun gagal. Akhirnya mereka memutuskan untuk menuju rumah Esta yang sudah mereka ketahui sebelumnya di Jalan Gelugur, Labuhanbatu.
Setibanya di lokasi, mereka tidak melihat mobil ayahnya di ruko yang jadikan salon sekaligus tempat tinggal. Akhirnya Miftahul memutuskan untuk memantau ruko tersebut, sedangkan ibu dan keluarganya pulang.
Setelah itu, Miftahul melihat Esta bersama anaknya tiba di ruko tersebut naik becak bersama anak-anaknya. Selang beberapa waktu kemudian, Aprianto terlihat tiba menggunakan sepeda motor.
"Sesampainya, dia (Esta) membuka pintu ruko, tidak berapa lama datang juga ayah naik motor," ujarnya.
Miftahul kemudian mengejar ayahnya sampai masuk ke dalam ruko. Miftahul kemudian memegang ayahnya dan mengajak pulang ke rumah.
"Pegangan lah sama ayah dan mengajak pulang 'yah ayok pulang, adek butuh duit untuk sekolah'," ungkapnya.
Tapi Aprianto saat itu mendorong Miftahul secara paksa untuk keluar dari ruko tersebut. Akibatnya, tangan Miftahul terjepit dalam pintu.
"Itu ayah nggak ada ngomong apa-apa, langsung kek dorong supaya keluar dari ruko, mau ditutup pintunya. Belum sepenuhnya badan saya keluar, tangan saya terjepit di pintu," ujarnya.
Ada satu warga yang melihat Miftahul terjepit kemudian mencoba menolong. Setelah lepas, pintu langsung ditutup oleh Aprianto dari dalam.
Warga yang mengetahui kejadian itu kemudian beramai-ramai datang ke lokasi, termasuk polisi. Setelah mengecek ke dalam ruko, ternyata sosok Aprianto tidak ditemukan.
"Posisi ruko itu kan dempet, mungkin aja ayah lompat ke ruko sebelah, kan yang punya ruko sama, temannya ayah juga," bebernya.
Setelah itu, Miftahul bersama ibunya, Kholila Marhamah mendatangi Polres Labuhanbatu untuk membuat laporan mengenai dugaan perselingkuhan. Namun pihak kepolisian menolak laporan tersebut karena disebut tidak cukup bukti.
"Nggak bisa buat laporan karena nggak terbukti, jadi nggak bisa katanya (petugas polisi) buat laporan. CCTV sudah dicek, tapi kata polisi itu CCTV nya rusak," ucapnya.
Miftahul kemudian membuat laporan ke polisi pada 17 Juni 2023. Laporan tersebut terkait dengan dugaan KDRT yang dialaminya di malam itu.
"Akhirnya setelah itu kan, tangan saya yang terjepit itu bengkak, ada fotonya juga. Barulah kami buat laporan ke polisi," sebutnya.
Laporan tersebut bernomor: STTLP/B/874/Yan 2.5/VII/2023/SPKT RES_LBH. Aprianto dilaporkan anaknya terkait KDRT sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2024.
Sedangkan Kholila Marhamah, ibu dari Miftahul membenarkan jika Aprianto merupakan masih suami sahnya. Namun, sudah lebih dari 2 tahun Aprianto disebut tidak pernah pulang ke rumah.
"Selama 2 tahun lebih ini, nggak pulang ke rumah memang. Masih suami istri," kata Kholila Marhamah.
Kholila menyebutkan dia bersama ketiga anaknya ditinggalkan begitu saja oleh Aprianto selama 2 tahun lebih. Aprianto lebih memilih tinggal bersama perempuan yang bernama Esta.
"Ya gara-gara dia selingkuh, akibat dia tinggal satu rumah dengan perempuan lain, jadi ditinggalkan kami. Selama ditinggalkannya kami ya dia satu rumah dengan yang di Jalan Gelugur itu," sebutnya.
Dia mengaku tidak tahu apakah suaminya sudah menikah lagi dengan Esta atau tidak. Esta diketahui merupakan janda dengan 2 anak.
"Itu lah saya nggak tahu, apakah mereka menikah apakah mereka kumpul kebo, nggak tahu saya. Memang perempuan itu janda beranak 2," bebernya.
Aprianto disebut masih memberikan uang belanja kepada ketiga anaknya meskipun sudah tidak pernah pulang. Namun, uang itu disebut tidak mencukupi.
"Ada (uang yang diberikan Aprianto setiap bulan), tapi nggak mencukupi. Untuk belanja anaknya katanya, kalau bulan semalam dia ngasih Rp 2 juta, nggak menentu," ujarnya.
Kholila menuturkan jika Aprianto sudah pernah melakukan selingkuh sebelumnya dengan perempuan di Medan. "Setahu kami yang ketahuan 2 perempuan, satu di Medan," tutupnya. (DTS/MC)