Mediaapakabar.com - Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas (ratas) khusus untuk membahas polemik TikTok Shop yang disebut-sebut membuat pasar dan UMKM sepi.
Sejumlah menteri telah hadir di istana untuk ikut ratas tersebut. Beberapa di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menkominfo Budi Arie Setiadi.
"Soal perniagaan sistem elektronik, ratas. Iya TikTok," kata Budi saat ditemui sebelum ratas di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (25/9).
Budi mengaku belum tahu apakah ratas akan membahas pembentukan satuan tugas yang mengurus TikTok Shop. Dia mengatakan akan membeberkan isi rapat setelah selesai.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan ratas dengan Jokowi akan membahas soal perdagangan di ranah digital. Dia berkata tak hanya TikTok Shop yang akan dibahas dalam rapat.
"Ya digital, semuanya. Pendek kata, rapat mengenai e-commerce," ujarnya.
Para pedagang dan pelaku UMKM di Pasar Tanah Abang menjerit belakangan ini akibat omzet penjualan mereka anjlok parah. Para pedagang menyatakan penurunan omzet terjadi setelah aplikasi TikTok Shop merajalela belakangan ini.
Aplikasi itu membuat mereka digempur habis-habisan oleh produk impor murah.
Jerit salah satunya disuarakan oleh Soleh (27), salah satu penjual di sana. Ia mengaku omzetnya turun karena TikTok Shop.
Ia mengaku sebelum TikTok Shop merajalela, bisa mengantongi puluhan juta per hari. Namun, kini dirinya pernah hanya mendapat satu pembeli dalam sehari.
"Dulu sebelum TikTok ada, tokonya masih ada, Lazada, Shopee itu gak ngaruh ke pasaran. Sekarang sudah ada TikTok hadir (jadi sepi)," ucap Soleh beberapa waktu lalu.
Pedagang lainnya, Annie (38), juga mengaku lebih banyak 'nganggur' di kiosnya saking sepinya pembeli yang datang. Waktu jualannya hanya ia pakai mengobrol dengan karyawan lainnya sambil main ponsel untuk mencari hiburan.
Annie bercerita sepi yang menggelayuti dagangannya sudah terjadi dua bulan belakangan ini. Sejak saat itu keluhnya, pengunjung pasar terbesar dan tertua di Jakarta itu hampir mati.
Annie menyebut penjualannya sampai anjlok 80 persen karena masalah itu.
"Dapat penglaris saja Alhamdulillah," ucap Annie.
Perempuan yang berjualan sejak 2019 di Pasar Tanah Abang itu pun menduga salah satu faktor merosotnya pengunjung adalah menjamurnya tren berbelanja online belakangan ini.
Mia (36), pedagang lainnya, juga sudah putus asa karena sepi pembeli. Sama seperti Annie, ia mengaku pasar sudah sepi sejak dua bulan belakangan. Ia pun menyadari bahwa ia sedang bersaing dengan penjual online.
"Biasanya dulu bisa dapat Rp10 juta dalam satu hari. Sekarang nyari pelaris saja Alhamdulillah," kata Mia. (CNNI/MC)