Ket Foto: Kapolres Nias AKBP Lutfhi. |
Mediaapakabar.com - Kapolres Nias AKBP Lutfhi mengimbau masyarakat khususnya warga di Kota Gunungsitoli dan sekitarnya agar berhati-hati dalam melakukan pertukaran uang.
Hal ini tidak lepas dari pengalaman buruk baru-baru ini yang dialami penjual buah, warga Desa Tetehosi Ombolata, Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
“Kami turut prihatin atas kejadian tersebut. Kami juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa berhati-hati,” ujar AKBP Lutfhi dilansir dari mistar, Kamis (30/11/2023).
Lutfhi berpesan agar warga tidak mudah melakukan pertukaran uang terutama kepada orang baru ataupun orang yang tidak dikenal.
“Kalau menjumpai orang baru dengan membeli menggunakan uang seratus ribu ataupun dengan modus menukarkan uang, (tolong) diperhatikan terlebih dahulu,” katanya.
Ia mengatakan, hasil penyelidikan, bisa para pelaku mencari sasaran orang yang sudah terbilang lanjut usia ataupun korban yang tidak mengetahui terkait perbedaan uang asli dan palsu.
“Apalagi orang baru misalkan, karena itu tadi. Disasar orang tua yang tidak paham akan masalah itu,” tegasnya sembari mengakui bahwa Timnya sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolres Nias AKBP Lutfhi mengatakan, laporan tentang masalah ini belum ada masuk. Namun penyidik sudah turun ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), termasuk mengumpulkan informasi dari warga.
“Saat beredar video itu, terus kami terjun langsung ke lokasi. Kami datang jemput ke sana, kami juga konfirmasi, cek TKP dan saat ini kami sedang melakukan lidik,” ujar AKBP Lutfhi.
Sebelumnya diberitakan, uang palsu pecahan seratus ribu rupiah tersebar di Desa Tetehosi Ombolata, Kecamatan Gunungsitoli Selatan, Kota Gunungsitoli, Sumut.
Video amatir yang dilihat Rabu (29/11/2023), korbannya merupakan seorang pedagang buah-buahan diperkirakan berumur 50 tahun.
Hal ini menarik perhatian warga yang tidak jauh dari penjual buah tersebut, termasuk seorang wanita muda yang langsung mengabadikannya dalam rekaman video sambi menyebut bahwa ibu penjual buah itu alami kerugian hingga Rp 700 ribu. (MI/MC)