Ket Foto: Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat di 19 wilayah di Indonesia mulai 27 Juli hingga awal Agustus 2024 atau saat masa puncak kemarau
“Hingga awal Agustus, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi di bagian tengah dan timur, meskipun secara umum saat ini sedang berada di puncak kemarau,” kata Prakirawan BMKG Syndhy Indah Pratiwi melalui laman BMKG di Jakarta, Minggu (28/7/2024).
Wilayah-wilayah tersebut, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan NTT. Situasi serupa juga berpotensi melanda Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.
Menurutnya, kondisi ini dipengaruhi oleh Gelombang Ekuator Rosby yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Selain itu, faktor pemanasan skala lokal memberikan pengaruh cukup signifikan dalam proses pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer.
Dia menambahkan sirkulasi siklonik membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Samudera Pasifik sebelah utara Papua.
Syndhy juga mengungkapkan daerah konvergensi lainnya terpantau di perairan barat Sumatera Utara dan Sulawesi bagian tengah.
Zona konfluensi terpantau di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua. Diketahui, secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 26 Juli hingga 1 Agustus 2024.
Dia menuturkan angin kencang juga berpotensi terjadi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat. BMKG mengimbau masyarakat untuk bijaksana dan hemat dalam menggunakan air serta menghindari membuka lahan dengan membakar, terutama di daerah hutan yang bertanah gambut karena mudah terbakar dan jika terjadi kebakaran akan sulit dipadamkan.
Sebagai informasi tambahan, BMKG memprakirakan potensi cuaca berawan dan cerah berawan di sejumlah kota Indonesia dengan wilayah tengah dan timur berpotensi mengalami hujan pada hari ini Minggu (28/7/2024).
Potensi hujan terjadi di kota Banda Aceh dan Medan, Tanjung Pinang mengalami kondisi berawan, Pekanbaru dengan udara kabur dan Padang berkabut.
Masih di wilayah Sumatera, secara umum kondisi cuaca diprakirakan cerah berawan di wilayah Pangkal Pinang dan Palembang, berawan tebal di Jambi, berkabut di Bandar Lampung dan hujan ringan di Bengkulu.
Untuk wilayah Pulau Jawa, wilayah Serang, Jakarta dan Bandung berpotensi mengalami kondisi berawan sementara Semarang, Yogyakarta dan Surabaya mengalami cerah berawan pada hari ini. Cuaca berawan juga diprakirakan oleh BMKG terjadi di wilayah Denpasar dan Kupang pada hari ini. Sementara, di Mataram dapat mengalami kondisi cuaca udara kabur.
Di wilayah Kalimantan, hujan berpotensi turun di daerah Tanjung Selor dan Banjarmasin. Sementara itu, Pontianak diprakirakan mengalami kondisi udara kabur dan berawan di wilayah Samarinda dan Palangkaraya.
Kemudian, Manado, Gorontalo, Mamuju, Makassar dan Kendari berpotensi hujan dari intensitas ringan sampai sedang. Dengan kota Palu diperkirakan mengalami kondisi berkabut. BMKG mengatakan terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan sampai sedang di wilayah Indonesia Timur terutama di Ambon, Nabire, Jayapura, Jayawijaya dan Merauke. Sementara Sorong mengalami kondisi berawan tebal dan Ternate berawan.
BMKG juga memperingatkan sejumlah wilayah Indonesia masuk dalam kategori waspada dampak hujan lebat, termasuk di sejumlah daerah di Aceh, Kalimantan Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Sebelumnya, BMKG Stasiun Banjarnegara juga melaporkan ada 13 sesar aktif yang memiliki potensi gempa di Jawa Tengah, satu di antaranya terjadi di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika (Stageof) Banjarnegara Hery Susanto Wibowo menjelaskan, sebanyak 13 sesar aktif tersebut seperti sesar Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Weleri, Semarang, Ungaran, Muria, Pati, Lasem, dan Grobogan.
"Sesar aktif beberapa kali mengalami pergerakan atau menimbulkan kegempaan dengan kekuatan bervariasi. Akan tetapi yang terbesar adalah magnitudo 4,4 yang terjadi di wilayah Kabupaten Batang, Minggu 7 Juli,” kata Hery Susanto di Batang, Senin (8/7/2024).
Hery memastikan gempa yang terjadi di wilayah Kabupaten Batang tidak berpotensi menimbulkan Tsunami, karena kegempaan terjadi di darat.
Adapun faktor yang menimbulkan kerusakan seperti kekuatan gempa, jarak gempa dengan lokasi bangunan, kekuatan bangunan, dan kondisi tanah apakah merekah atau justru makin menguatkan getaran.
“Pusat kegempaan memang di perbatasan wilayah Kabupaten Batang dengan Kota Pekalongan,” katanya. Dia mengimbau kepada masyarakat setempat agar bisa membangun rumah dengan tahan gempa, karena sebagian besar warga yang selamat dari bencana itu adalah dari pondasi bangunan yang kuat, evakuasi mandiri, dan pelatihan.
“Orang selamat dari bencana biasanya 80 persen karena dapat menyelamatkan diri. Kami juga mengingatkan warga bisa tenang pascagempa,” katanya. Heri Susanto mengatakan pula bahwa gempa di Batang terjadi karena itu terindikasi dari sesar Pekalongan.
“Sesar itu merupakan salah satu segmen Belibis gendeng, karena di Jateng ada 13 sesar aktif yang melintasi dari Barat sampai ke Timur Jateng,” pungkasnya. (MC/NET)