Mediaapakabar.com - Gaya kepemimpinan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023, kembali mendapat sorotan tajam, terutama terkait emosionalitas dan temperamentalnya dalam menghadapi berbagai situasi.
Ungkapan tersebut dilontarkan dalam acara pencabutan nomor urut calon gubernur dan wakil gubernur yang diselenggarakan oleh KPU Sumut.
Edy diketahui kerap melontarkan pernyataan emosional, baik terkait kritik terhadap dirinya maupun kinerjanya. Hal ini telah memicu kontroversi dan mendapatkan respon negatif dari berbagai pihak.
Ketua Umum Badko HMI Sumut Yusril Mahendra Butar-butar menyatakan bahwa gaya kepemimpinan Edy terkesan nyentrik dan tidak mencerminkan sosok pemimpin yang ideal.
“Pak Edy tidak bisa menjadi panutan jika terus bertindak arogan,” ungkap Yusril.
Ia mengingatkan bahwa tindakan Edy, seperti memarahi demonstran pada 2015 dan menjewer seorang pelatih biliar PON Sumut di depan publik, menunjukkan ketidakmampuan dalam mengontrol emosi.
Yusril menekankan bahwa seorang pemimpin seharusnya mampu mengartikulasikan komunikasi dengan baik dan menjaga ketenangan dalam situasi yang menegangkan.
“Pola komunikasi yang buruk telah menyebabkan disharmonisasi di Pemprov Sumut,” ujarnya.
Selain itu, kritik terhadap Edy juga muncul terkait proyek infrastruktur yang mengalami kendala di bawah kepemimpinannya.
Banyak elemen masyarakat berharap agar Gubernur Sumut lebih mengedepankan dialog dan kolaborasi dalam menjalankan tugasnya demi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai penutup, Yusril berharap Edy Rahmayadi dapat berbenah dan menjadi pemimpin yang lebih baik, dengan mengutamakan komunikasi yang konstruktif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat.
Sumber: Suara.com
