Mediaapakabar.com - Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, menegaskan pentingnya menjaga proses demokrasi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).
Ia menolak wacana pengembalian mekanisme pemilihan kepala daerah ke DPRD, seperti yang diusulkan beberapa pihak.
Menurutnya, sistem pilkada langsung adalah hasil perjuangan demokrasi yang harus dipertahankan.
“Tidak mungkin ada seorang Jokowi tanpa proses demokrasi. Saya berkali-kali mengatakan, seorang tukang kayu dari Yogya yang kemudian menginspirasi banyak orang adalah hasil dari demokrasi terbuka,” kata Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (18/12).
Willy mengakui bahwa sistem demokrasi saat ini memiliki tantangan besar, termasuk biaya politik yang tinggi. Namun, ia menilai hal tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk mengubah sistem yang telah memberikan peluang lebih luas bagi rakyat.
“Semua demokrasi liberal memang berbiaya tinggi. Masalahnya bukan pada sistem, tetapi pada praktik money politics yang masih mengakar,” tegasnya.
Nasdem meminta pemerintah dan elite partai politik untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan. Willy mengusulkan adanya kajian mendalam berbasis data untuk mempertimbangkan dampak dari perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah.
“Ini adalah sistem hidup kita bersama. Kita membutuhkan cara berpikir yang objektif, jernih, dan proyektif,” katanya.
Willy mengingatkan pentingnya mengenang sejarah perjuangan demokrasi di Indonesia, terutama dalam menumbangkan era Orde Baru yang otoriter. Ia meminta semua pihak untuk tidak menyerah hanya karena kelelahan menghadapi dinamika demokrasi terbuka.
Wacana pemilihan kepala daerah oleh DPRD kembali mencuat setelah beberapa tokoh politik, termasuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengusulkan gagasan tersebut.
Usulan ini menuai pro dan kontra di berbagai kalangan, dengan sejumlah pihak menilai bahwa hal itu dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam proses politik. (KMC/MC)